Cara Syarat Gaji dan Biaya Kerja di Korea Selatan
Cara, Syarat, Gaji dan Biaya Kerja di Korea Selatan
![]() |
| Pekerja Indonesia kerja di Korea Selatan |
Korea Selatan, negara yang dikenal dengan inovasi teknologinya yang pesat, industri otomotif raksasa, budaya pop yang mendunia, dan standar hidup tinggi, telah menjadi magnet bagi banyak pencari kerja dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Peluang untuk mendapatkan pengalaman di perusahaan kelas dunia, upah yang kompetitif, serta lingkungan yang efisien dan disiplin, menjadikan Negeri Ginseng ini destinasi yang sangat menarik.
Namun, bagaimana sebenarnya kondisi pasar kerja di sana? Sektor industri apa saja yang paling membutuhkan pekerja asing, dan berapa rata-rata gaji yang bisa diharapkan?
Selain itu, apa saja keuntungan dan tantangan yang mungkin dihadapi oleh orang Indonesia saat bekerja di Korea Selatan?
Artikel ini akan mengupas tuntas "Cara, Syarat, Gaji dan Biaya Kerja di Korea Selatan", memberikan wawasan mendalam tentang kemajuan industri teknologi Korea dan kebutuhan akan tenaga kerja asing.
Kita akan membahas sektor pekerjaan yang paling banyak membutuhkan pekerja asing, rata-rata gaji untuk pekerja pabrik, serta prospek kerja spesifik bagi lulusan SMK, STM, dan sekolah kejuruan dari Indonesia.
Artikel ini juga akan memandu Anda melalui dua jalur utama melamar kerja di Korea Selatan: lewat jalur agen (dengan detail biaya, lama pendidikan, dan tips mencari agen terbaik) dan jalur mandiri (mencakup syarat umum, syarat bahasa Korea, jenis visa kerja, biaya yang perlu disiapkan, dan portal lowongan kerja).
Terakhir, kita akan menimbang keuntungan bagi orang Indonesia yang bekerja di Korea Selatan, seperti nilai tukar yang menguntungkan dan banyaknya komunitas Indonesia di sana, sekaligus tidak melupakan tantangan yang mungkin muncul, seperti disiplin ketat, ketersediaan makanan halal, dan fluktuasi cuaca.
Semua informasi ini disajikan dari pengalaman langsung saya sebagai seseorang yang pernah mencoba peruntungan melamar kerja di Korea Selatan untuk membantu Anda merencanakan langkah menuju karier di Negeri Ginseng!
Daftar Isi
- Kemajuan Industri Teknologi Korea (Elektronik dan Otomotif) dan Kebutuhan Tenaga Kerja Asing
- Sektor Pekerjaan Apa Saja yang Paling Banyak Membutuhkan Pekerja Asing di Korea Selatan?
- Rata-rata Gaji di Korea Selatan untuk Pekerja Pabrik
- Prospek Kerja di Korea untuk Lulusan SMK, STM, dan Sekolah Kejuruan
- Cara Kerja ke Korea Selatan Lewat Jalur Agen (Biaya, Lama Waktu Pendidikan, Tips Mencari Agen Terbaik)
- Cara Kerja ke Korea Selatan Lewat Jalur Mandiri (Syarat Umum, Syarat Bahasa Korea, Jenis Visa Kerja, Biaya, Portal Lowongan)
- Keuntungan untuk Orang Indonesia Kerja di Korea Selatan (Banyak Komunitas Indonesia, Nilai Tukar Lebih Tinggi)
- Tantangan untuk Orang Indonesia Kerja di Korea Selatan (Orang Korea Disiplin dan Galak, Sedikitnya Makanan Halal, Cuaca Labil)
- Kesimpulan
Kemajuan Industri Teknologi Korea (Elektronik dan Otomotif) dan Kebutuhan Tenaga Kerja Asing
Korea Selatan telah menjelma menjadi salah satu raksasa industri dan teknologi global dalam beberapa dekade terakhir.
Negara ini dikenal sebagai pemimpin dalam berbagai sektor kunci, terutama elektronik dan otomotif. Kemajuan pesat ini secara paradok juga menciptakan kebutuhan mendesak akan tenaga kerja asing.
1. Industri Elektronik Korea: Inovasi Global
Korea Selatan adalah rumah bagi beberapa merek elektronik terbesar dan paling inovatif di dunia.
- Samsung Group: Salah satu konglomerat terbesar dunia, memimpin di pasar smartphone, TV, semikonduktor (memory chips), dan display (layar OLED).
- LG Corporation: Pemain kunci dalam elektronik konsumen (TV, peralatan rumah tangga), display, dan baterai kendaraan listrik.
- SK Hynix: Produsen semikonduktor memory chips terbesar kedua di dunia.
Kemajuan: Industri ini terus berinvestasi besar dalam R&D, menghasilkan terobosan dalam AI, 5G, IoT (Internet of Things), robotics, dan display technology.
Pabrik-pabrik di Korea Selatan memiliki fasilitas modern yang mengintegrasikan otomatisasi tingkat tinggi.
Kebutuhan Tenaga Kerja Asing: Meskipun sangat otomatis, pabrik-pabrik elektronik ini tetap membutuhkan tenaga kerja manusia dalam jumlah besar untuk perakitan presisi, quality control, operator mesin kompleks, pemeliharaan, dan posisi entry-level lainnya yang seringkali tidak diminati oleh warga lokal yang lebih memilih pekerjaan white collar atau profesional.
2. Industri Otomotif Korea: Kualitas dan Ekspor Global
Industri otomotif Korea juga merupakan pemain global yang signifikan, dikenal dengan kualitas, desain, dan teknologi canggih.
- Hyundai Motor Group: Termasuk merek Hyundai dan Kia, merupakan salah satu produsen mobil terbesar di dunia. Mereka memproduksi berbagai jenis kendaraan, termasuk mobil konvensional, hibrida, listrik (EV), dan hidrogen (FCEV).
- Kemajuan: Industri otomotif Korea sangat berinvestasi dalam pengembangan kendaraan listrik, teknologi otonom, dan fitur-fitur konektivitas. Pabrik mereka adalah fasilitas produksi massal yang sangat efisien.
Kebutuhan Tenaga Kerja Asing: Mirip dengan industri elektronik, pabrik-pabrik otomotif Korea membutuhkan ribuan pekerja di lini produksi, mulai dari perakitan bodi, pengecatan, perakitan mesin, hingga final assembly dan quality assurance.
Pekerjaan ini, meskipun seringkali berulang dan membutuhkan fisik, adalah inti dari volume produksi masif mereka. Ada juga kebutuhan di industri suku cadang otomotif.
Penyebab Kebutuhan Tenaga Kerja Asing Secara Umum:
- Penurunan dan Penuaan Populasi: Seperti Jepang, Korea Selatan menghadapi krisis demografi dengan tingkat kelahiran yang sangat rendah dan populasi yang menua cepat. Ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor, terutama di posisi blue collar.
- Anak Muda Lokal Kurang Berminat pada Sektor Manufaktur/Fisik: Generasi muda Korea cenderung lebih memilih pekerjaan white collar yang bergengsi, di kota besar, dan dengan lingkungan kerja yang lebih nyaman. Pekerjaan di pabrik, konstruksi, atau pertanian seringkali dianggap kurang menarik.
- Ekspansi Industri: Meskipun sudah maju, industri-industri ini terus berekspansi dan berinovasi, yang menciptakan lebih banyak posisi, termasuk yang tidak dapat diisi oleh tenaga kerja domestik.
- Program Pemerintah: Pemerintah Korea Selatan secara aktif membuka berbagai program visa untuk menarik pekerja asing, seperti program EPS (Employment Permit System) yang banyak dimanfaatkan oleh pekerja Indonesia.
Sebagai seseorang yang pernah mencoba melamar kerja di Korea Selatan, saya melihat bagaimana pabrik-pabrik raksasa ini sangat membutuhkan tenaga kerja yang disiplin, pekerja keras, dan mau belajar. Ini adalah peluang besar bagi individu dari Indonesia dengan keterampilan relevan.
---Sektor Pekerjaan Apa Saja yang Paling Banyak Membutuhkan Pekerja Asing di Korea Selatan?
Mengingat tantangan demografi dan preferensi angkatan kerja lokal, Korea Selatan telah secara strategis membuka pintu bagi pekerja asing untuk mengisi kesenjangan di berbagai sektor kunci.
Sebagian besar pekerja asing di Korea Selatan, terutama dari negara-negara Asia Tenggara, bekerja di sektor-sektor yang dikategorikan sebagai blue collar (pekerjaan manual atau fisik).
Berikut adalah sektor-sektor yang paling banyak membutuhkan pekerja asing di Korea Selatan:
1. Manufaktur (Manufacturing)
Ini adalah sektor terbesar dan paling dominan yang menyerap pekerja asing di Korea Selatan.
- Jenis Pekerjaan: Operator mesin, pekerja perakitan (misalnya di pabrik elektronik, otomotif, baja, tekstil), quality control, pekerja gudang, pengemasan.
- Industri Khusus: Pabrik semikonduktor, display, baterai, suku cadang otomotif, peralatan rumah tangga, makanan & minuman, kimia, mesin industri.
- Alasan: Kekurangan tenaga kerja lokal yang parah di lini produksi, kebutuhan akan tenaga kerja yang disiplin dan mau melakukan pekerjaan berulang.
2. Pertanian dan Peternakan (Agriculture and Livestock)
Sektor ini juga sangat bergantung pada pekerja asing, terutama di daerah pedesaan.
- Jenis Pekerjaan: Pekerja kebun (panen, penanaman), pekerja peternakan (merawat hewan ternak, membersihkan kandang), pengolahan hasil pertanian/peternakan.
- Alasan: Sifat pekerjaan yang berat secara fisik, musiman, dan kurang diminati oleh tenaga kerja lokal.
3. Perikanan (Fishery)
Korea Selatan memiliki industri perikanan yang besar dan membutuhkan pekerja untuk melaut dan di fasilitas pengolahan ikan.
- Jenis Pekerjaan: Awak kapal penangkap ikan, pekerja di fasilitas budidaya laut, pekerja pengolahan hasil laut di darat.
- Alasan: Pekerjaan yang berisiko tinggi, berat secara fisik, dan seringkali membutuhkan waktu lama di laut.
4. Konstruksi (Construction)
Dengan pembangunan infrastruktur dan perumahan yang terus berlangsung, sektor konstruksi juga membutuhkan banyak tenaga kerja.
- Jenis Pekerjaan: Pekerja bangunan umum, tukang kayu, tukang las, tukang pipa, tukang listrik bangunan, operator alat berat.
- Alasan: Sifat pekerjaan yang berat dan berbahaya, serta kurangnya minat tenaga kerja lokal.
5. Jasa (Services - Umumnya Pekerjaan Dasar)
Beberapa segmen di sektor jasa juga membutuhkan pekerja asing, terutama yang tidak melibatkan interaksi bahasa yang kompleks dengan pelanggan.
- Jenis Pekerjaan: Petugas kebersihan, staf dapur/pencuci piring di restoran (non-koki), pekerja laundry, staf di fasilitas rekreasi.
- Alasan: Pekerjaan dengan upah rendah atau jam kerja tidak teratur yang kurang diminati oleh tenaga kerja lokal.
6. Perawatan Lansia (Elderly Care - Sedang Berkembang)
Meskipun belum sebesar Jepang, kebutuhan akan pekerja di sektor perawatan lansia di Korea Selatan juga terus meningkat seiring dengan penuaan populasi. Ini adalah sektor yang diproyeksikan akan semakin banyak menyerap pekerja asing di masa depan.
- Jenis Pekerjaan: Asisten perawat, pengasuh di panti jompo.
- Persyaratan: Membutuhkan empati, kesabaran, dan kemampuan bahasa Korea yang memadai.
Sebagian besar posisi untuk pekerja asing di Korea Selatan diatur di bawah program Employment Permit System (EPS) yang dikelola oleh Kementerian Ketenagakerjaan Korea Selatan (HRD Korea).
Program ini memastikan pekerja asing mendapatkan perlindungan hukum dan upah yang adil sesuai standar Korea.
Sebagai seseorang yang pernah mencoba melamar, saya melihat bahwa peluang terbesar ada di sektor-sektor ini, terutama bagi mereka yang memiliki ketahanan fisik dan kemauan untuk belajar bahasa Korea.
---Rata-rata Gaji di Korea Selatan untuk Pekerja Pabrik
Gaji di Korea Selatan, terutama untuk pekerja pabrik di bawah program seperti EPS, dikenal cukup tinggi jika dibandingkan dengan standar upah di Indonesia.
Besarnya Gaji di Kore Selatan menjadi daya tarik utama bagi banyak pekerja migran. Namun, besaran gaji bisa bervariasi tergantung pada beberapa faktor penting.
Catatan: Gaji di bawah ini adalah estimasi rata-rata dalam Won Korea (KRW) per bulan, sebelum potongan pajak penghasilan, asuransi kesehatan, asuransi pensiun, dan tunjangan lainnya. Kurs KRW ke IDR dapat berfluktuasi (estimasi per Juli 2025: 1 KRW = Rp 12, kurs bisa berubah).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaji Pekerja Pabrik:
- Upah Minimum Nasional: Korea Selatan memiliki upah minimum nasional yang ditetapkan setiap tahun. Upah per jam ini menjadi dasar perhitungan gaji.
- Jam Kerja dan Lembur: Upah lembur di Korea Selatan diatur dengan ketat dan dibayar lebih tinggi (biasanya 150% dari upah reguler untuk jam lembur dan 200% untuk lembur di hari libur). Banyak pekerja pabrik mengandalkan lembur untuk meningkatkan penghasilan mereka.
- Jenis Industri dan Pekerjaan: Pekerja di industri manufaktur tertentu (misalnya, semikonduktor, otomotif) mungkin mendapatkan gaji sedikit lebih tinggi daripada di industri lain (misalnya, makanan). Pekerjaan yang lebih membutuhkan keterampilan khusus atau berisiko tinggi juga bisa lebih tinggi.
- Pengalaman: Pekerja yang memiliki pengalaman relevan (terutama di Korea) atau kemampuan bahasa Korea yang lebih baik seringkali mendapatkan posisi dengan tanggung jawab dan gaji yang lebih tinggi.
- Ukuran dan Lokasi Perusahaan: Perusahaan besar di kota-kota metropolitan mungkin menawarkan gaji yang lebih baik daripada perusahaan kecil di daerah pedesaan, meskipun biaya hidup di kota juga lebih tinggi.
- Sertifikasi Keterampilan: Memiliki sertifikasi keterampilan tambahan dapat meningkatkan nilai tawar Anda.
Estimasi Rata-rata Gaji Bulanan Pekerja Pabrik (Manufaktur):
Berdasarkan data upah minimum dan laporan pekerja asing, berikut adalah perkiraan rata-rata gaji bulanan untuk pekerja pabrik di Korea Selatan (khususnya yang bekerja di bawah program EPS):
- Gaji Pokok (Tanpa Lembur):
- Perkiraan: KRW 2.000.000 - KRW 2.500.000 per bulan.
- Perkiraan IDR: Rp 24.000.000 - Rp 30.000.000 per bulan.
- Angka ini biasanya berdasarkan 40 jam kerja per minggu.
- Gaji dengan Lembur (Overtime):
- Sebagian besar pekerja pabrik di Korea Selatan melakukan lembur. Dengan lembur, gaji bulanan bisa mencapai KRW 2.500.000 - KRW 3.500.000+ per bulan.
- Perkiraan IDR: Rp 30.000.000 - Rp 42.000.000+ per bulan.
- Angka ini adalah yang realistis dan sering dilaporkan oleh pekerja migran.
Potongan dan Tunjangan:
Dari gaji kotor ini, akan ada potongan untuk:
- Pajak Penghasilan: Sekitar 3% - 5%.
- Asuransi Nasional (National Health Insurance - NHI): Sekitar 3.5% dari gaji. Memberikan akses ke layanan kesehatan berkualitas tinggi.
- Asuransi Pensiun Nasional (National Pension Service - NPS): Sekitar 4.5% dari gaji. Dapat diklaim kembali saat pulang ke negara asal (jika memenuhi syarat).
- Asuransi Ketenagakerjaan: Sekitar 0.8%.
- Asuransi Kompensasi Industri (Industrial Accident Compensation Insurance): Dibayar oleh perusahaan.
- Biaya Akomodasi/Makan: Terkadang, sebagian biaya ini dipotong dari gaji jika perusahaan menyediakan asrama atau makanan.
Meskipun ada potongan, fasilitas sosial dan kesehatan yang didapatkan sangat baik. Upah yang diterima bersih, ditambah dengan efisiensi biaya hidup (jika Anda pandai mengelola), memungkinkan pekerja Indonesia untuk menabung secara signifikan.
Sebagai seseorang yang pernah menghitung-hitung potensi gaji ini, daya tarik finansial Korea Selatan sangatlah kuat.
---Prospek Kerja di Korea untuk Lulusan SMK, STM, dan Sekolah Kejuruan
Bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Teknik Menengah (STM), dan sekolah kejuruan lainnya di Indonesia, Korea Selatan menawarkan prospek kerja yang sangat menjanjikan. Industri manufaktur Korea yang masif sangat membutuhkan tenaga kerja terampil di lini produksi, dan inilah celah besar yang dapat diisi oleh alumni vokasi Indonesia.
Mengapa Lulusan SMK/STM/Kejuruan Punya Prospek Bagus di Korea?
- Kebutuhan Industri Manufaktur: Industri manufaktur Korea adalah mesin ekonomi negara. Meskipun sangat otomatis, tetap ada banyak posisi yang membutuhkan keterampilan manual, ketelitian, dan pengawasan manusia.
- Kesiapan Kerja (Praktis): Lulusan SMK/STM/kejuruan sudah dibekali dengan keterampilan praktis dan dasar-dasar teknis yang relevan dengan lingkungan pabrik. Mereka lebih siap untuk langsung bekerja di lini produksi dibandingkan lulusan SMA umum.
- Minat Rendah Tenaga Kerja Lokal: Anak muda Korea Selatan cenderung lebih memilih pekerjaan white collar di sektor jasa atau teknologi informasi, meninggalkan banyak posisi di sektor manufaktur dan pertanian yang kurang diminati.
- Program EPS (Employment Permit System): Pemerintah Korea Selatan melalui HRD Korea memiliki program EPS yang secara spesifik dirancang untuk merekrut pekerja asing di sektor manufaktur, pertanian, perikanan, dan konstruksi. Program ini sangat menguntungkan bagi lulusan vokasi.
Jurusan SMK/STM/Kejuruan Paling Relevan dan Prospeknya:
Berikut adalah beberapa jurusan vokasi yang paling relevan dan memiliki prospek tinggi untuk bekerja di Korea Selatan:
- Teknik Mesin / Teknik Pemesinan / Teknik Mekatronika:
- Prospek: Sangat tinggi di berbagai pabrik manufaktur (otomotif, elektronik, mesin industri, komponen).
- Posisi: Operator mesin CNC, operator produksi, teknisi perakitan, quality control.
- Alasan: Memiliki dasar kuat dalam operasi mesin, toleransi, dan proses manufaktur presisi.
- Teknik Elektronika Industri / Teknik Listrik Industri / Teknik Otomasi Industri:
- Prospek: Tinggi di pabrik elektronik, semikonduktor, baterai, otomotif (perakitan sistem kelistrikan).
- Posisi: Operator perakitan elektronik, teknisi perawatan mesin listrik, quality control komponen elektronik.
- Alasan: Memiliki pemahaman tentang sirkuit, komponen elektronik, dan sistem otomasi.
- Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) / Teknik Otomotif:
- Prospek: Tinggi di pabrik perakitan mobil, motor, dan suku cadang otomotif.
- Posisi: Operator perakitan, teknisi perawatan kendaraan, quality control.
- Alasan: Pengetahuan langsung tentang komponen dan sistem kendaraan.
- Teknik Pengelasan:
- Prospek: Tinggi di industri baja, konstruksi, dan beberapa bagian manufaktur otomotif.
- Alasan: Keterampilan yang sangat spesifik dan selalu dibutuhkan.
- Agribisnis / Pertanian / Perikanan:
- Prospek: Tinggi di sektor pertanian dan perikanan, terutama di pedesaan.
- Posisi: Pekerja kebun, peternak, pekerja pengolahan hasil laut.
- Alasan: Sektor ini sangat kekurangan tenaga kerja lokal.
- Tata Boga / Perhotelan (untuk posisi dasar):
- Prospek: Ada, terutama untuk posisi di dapur (asisten koki, pencuci piring) atau kebersihan hotel.
- Alasan: Permintaan di sektor pariwisata dan kuliner.
Tips Meningkatkan Peluang Bagi Lulusan SMK/STM/Kejuruan:
- Fokus Kuat pada Bahasa Korea: Ini adalah kunci mutlak. Targetkan untuk lulus EPS-TOPIK (ujian bahasa Korea untuk program EPS) dengan skor tinggi, atau idealnya JLPT N4. Ini menunjukkan kesiapan Anda.
- Disiplin dan Etos Kerja: Pabrik Korea sangat menghargai disiplin, ketelitian, kecepatan, dan kemampuan mengikuti instruksi. Tunjukkan ini dalam setiap tahapan seleksi.
- Kesehatan Fisik Prima: Banyak pekerjaan ini menuntut fisik yang kuat dan tahan banting.
- Mental Adaptif: Tunjukkan kemauan untuk beradaptasi dengan budaya kerja yang cepat dan lingkungan baru.
Sebagai seseorang yang pernah melamar kerja ke Korea Selatan, saya melihat bahwa lulusan vokasi yang disiplin dan memiliki kemampuan bahasa Korea adalah kandidat yang sangat dicari dan memiliki peluang besar untuk sukses di sana.
---Cara Kerja ke Korea Selatan Lewat Jalur Agen (Biaya, Lama Waktu Pendidikan, Tips Mencari Agen Terbaik)
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, jalur agen atau Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) adalah cara yang paling umum dan terstruktur untuk bisa bekerja di Korea Selatan, terutama melalui program Employment Permit System (EPS).
Agen ini bertindak sebagai fasilitator yang membantu Anda melewati proses yang kompleks.
Bagaimana Cara Kerja Jalur Agen EPS?
Program EPS (Employment Permit System) adalah program resmi pemerintah Korea Selatan untuk merekrut pekerja asing di sektor manufaktur, pertanian, perikanan, dan konstruksi.
Di Indonesia, program ini dikelola oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) atau dinas terkait, yang bekerja sama dengan LPK/agen tertentu. Proses umumnya adalah:
- Pendaftaran dan Verifikasi Dokumen: Anda mendaftar melalui BP2MI atau LPK yang terdaftar resmi. Dokumen seperti KTP, Ijazah, SKCK, dan Paspor akan diverifikasi.
- Seleksi Awal LPK (Jika Melalui LPK Swasta): LPK mungkin melakukan tes dasar (fisik, matematika, psikotes) untuk menyaring kandidat.
- Pelatihan Bahasa Korea Intensif: Ini adalah tahap krusial. Anda akan mengikuti pelatihan bahasa Korea yang intensif untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian EPS-TOPIK. Pelatihan juga mencakup budaya kerja Korea dan etos disiplin.
- Ujian EPS-TOPIK: Ini adalah ujian kemampuan bahasa Korea dan pemahaman budaya kerja yang diselenggarakan oleh HRD Korea (Korea Human Resources Development Service). Anda harus mencapai skor minimal yang ditentukan.
- Ujian Keterampilan (Skill Test): Jika diperlukan (tergantung sektor dan program), Anda juga akan mengikuti ujian keterampilan praktis (misalnya, tes fisik, tes pengelasan, tes kecekatan).
- Pengiriman Lamaran ke HRD Korea: Jika Anda lulus ujian EPS-TOPIK dan skill test, profil Anda akan dimasukkan ke dalam daftar pencari kerja yang akan dilihat oleh perusahaan Korea.
- Pencarian Perusahaan dan Wawancara: Perusahaan Korea akan memilih kandidat dari daftar tersebut. Beberapa perusahaan mungkin melakukan wawancara daring atau on-site di Indonesia.
- Penandatanganan Kontrak Kerja: Jika terpilih, Anda akan menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan Korea.
- Pengurusan Dokumen dan Visa: Dokumen seperti Certificate of Eligibility (COE) dari imigrasi Korea, dan visa kerja (E-9 untuk EPS) akan diurus. LPK atau BP2MI akan membantu proses ini.
- Pemberangkatan ke Korea Selatan: Setelah visa keluar, Anda akan diberangkatkan. Anda akan mengikuti orientasi singkat di Korea.
Biaya yang Perlu Disiapkan (Estimasi):
Biaya melalui jalur agen/LPK bisa bervariasi, tapi biasanya lebih terstruktur.
- Biaya Pelatihan Bahasa Korea & Persiapan: Ini komponen terbesar, bisa berkisar antara Rp 15.000.000 - Rp 35.000.000 atau lebih, tergantung durasi, fasilitas LPK, dan reputasi. Beberapa LPK mungkin menawarkan program "talangan" atau pembayaran cicilan.
- Biaya Ujian EPS-TOPIK & Skill Test: Sekitar Rp 500.000 - Rp 1.000.000.
- Biaya Pemeriksaan Kesehatan: Sekitar Rp 500.000 - Rp 1.500.000.
- Biaya Pengurusan Dokumen (Paspor, SKCK, dll.): Sekitar Rp 500.000 - Rp 1.000.000.
- Asuransi di Korea: Sekitar KRW 80.000 - KRW 100.000 per bulan, biasanya dipotong dari gaji di Korea.
- Tiket Pesawat: Sekitar Rp 5.000.000 - Rp 9.000.000. Beberapa program EPS mungkin sudah memasukkan ini.
- Biaya Hidup Awal di Korea: Siapkan sekitar KRW 100.000 - KRW 200.000 (sekitar Rp 1.200.000 - Rp 2.400.000) untuk biaya hidup di minggu pertama sebelum gaji pertama.
Total biaya keseluruhan bisa berkisar antara Rp 25.000.000 - Rp 50.000.000 atau lebih. Pastikan Anda mendapatkan rincian biaya yang transparan.
Lama Waktu Pendidikan/Pelatihan:
Durasi pelatihan bahasa dan persiapan bisa memakan waktu:
- Pelatihan Intensif: 4-8 bulan untuk mencapai level EPS-TOPIK yang memadai.
- Total Proses: Dari pendaftaran hingga keberangkatan ke Korea, bisa memakan waktu 6 bulan hingga 1,5 tahun, tergantung kecepatan Anda dalam belajar dan seberapa cepat Anda mendapatkan perusahaan sponsor.
Tips Mencari Agen (LPK) Terbaik:
- Legalitas dan Izin Resmi: Ini yang paling penting. Pastikan LPK tersebut terdaftar dan memiliki izin resmi dari BP2MI atau Kementerian Ketenagakerjaan. Cek website resmi BP2MI untuk daftar LPK yang terdaftar.
- Reputasi dan Testimoni: Cari ulasan dari alumni, tanyakan kepada orang-orang yang sudah bekerja di Korea melalui LPK tersebut.
- Transparansi Biaya: Agen yang baik akan sangat transparan mengenai semua rincian biaya tanpa ada biaya tersembunyi. Hindari agen yang menjanjikan "pasti berangkat" dengan biaya yang tidak masuk akal.
- Kualitas Pelatihan: Perhatikan fasilitas pelatihan bahasa Korea, kualifikasi pengajar, dan materi yang digunakan.
- Dukungan Purna-berangkat: Tanyakan apakah LPK memberikan dukungan atau bimbingan setelah Anda tiba di Korea (misalnya, bantuan adaptasi, masalah di tempat kerja).
- Kontrak yang Jelas: Pastikan semua kesepakatan tertulis dalam kontrak yang jelas dan legal sebelum Anda membayar apapun.
Sebagai seseorang yang pernah mencoba melamar ke Korea Selatan, saya menekankan bahwa memilih LPK yang tepat adalah investasi awal yang sangat krusial dalam perjalanan Anda.
---Cara Kerja ke Korea Selatan Lewat Jalur Mandiri (Syarat Umum, Syarat Minimal Bahasa Korea, Jenis Visa Kerja, Biaya, Portal Lowongan Kerja untuk Orang Asing)
Meskipun jalur EPS melalui LPK sangat populer, bekerja di Korea Selatan secara mandiri juga merupakan opsi, terutama bagi mereka yang memiliki kualifikasi pendidikan tinggi atau keterampilan spesifik yang sangat dibutuhkan.
Jalur ini menuntut kemandirian dan proaktifitas yang tinggi dalam mencari pekerjaan dan mengurus dokumen, namun berpotensi menghemat biaya awal.
Syarat Umum Kerja di Korea Selatan untuk Orang Asing:
- Pendidikan: Minimal lulusan SMA/SMK/MA untuk pekerjaan blue collar tertentu (jarang untuk jalur mandiri), dan umumnya minimal Sarjana (S1) untuk pekerjaan white collar atau profesional.
- Usia: Umumnya 18-39 tahun (untuk EPS), atau bisa lebih tinggi untuk visa profesional (tidak ada batasan ketat).
- Kesehatan Fisik dan Mental Prima: Akan ada pemeriksaan kesehatan.
- Tidak Memiliki Catatan Kriminal: Ini adalah persyaratan mutlak.
- Keahlian atau Keterampilan: Memiliki keahlian yang spesifik dan dibutuhkan di pasar kerja Korea.
- Kemampuan Bahasa Korea: Ini adalah faktor paling penting untuk jalur mandiri.
Syarat Minimal Bahasa Korea:
Untuk jalur mandiri, kemampuan bahasa Korea harus lebih dari sekadar dasar.
- Untuk Pekerjaan Pabrik/Dasar (jika ada jalur mandiri non-EPS): Minimal TOPIK 1 level 2 (setara JLPT N4). Ini memungkinkan komunikasi dasar di lingkungan kerja.
- Untuk Pekerjaan Profesional/White Collar (Engineer, IT Specialist, dll.): Minimal TOPIK 2 level 3 atau 4 (setara JLPT N3/N2). Untuk posisi yang membutuhkan interaksi bisnis, level 5 atau 6 (setara JLPT N1) akan sangat dibutuhkan.
TOPIK (Test of Proficiency in Korean) adalah ujian standar kemampuan bahasa Korea yang paling diakui.
Jenis-jenis Visa Kerja di Korea Selatan (yang Umum untuk Jalur Mandiri):
- E-7 (Specific Professional Personnel):
- Jenis: Visa untuk pekerja profesional dengan keahlian khusus yang dibutuhkan Korea (misalnya insinyur, IT specialist, desainer, peneliti, profesor, ahli bahasa asing).
- Syarat: Minimal gelar Sarjana, pengalaman kerja relevan (seringkali 1-5 tahun), dan kontrak kerja dari perusahaan Korea. Kemampuan bahasa Korea sangat penting.
- D-2 (Student Visa):
- Jenis: Visa pelajar, tetapi setelah menyelesaikan studi, lulusan dapat mencari kerja di Korea. Beberapa program studi juga menawarkan kesempatan magang.
- Syarat: Diterima di universitas atau lembaga pendidikan Korea.
- D-10 (Job Seeking Visa):
- Jenis: Visa sementara bagi lulusan universitas Korea (atau universitas luar negeri yang diakui) untuk mencari pekerjaan di Korea Selatan. Berlaku 6 bulan hingga 1 tahun.
- Syarat: Gelar Sarjana atau lebih tinggi.
- E-9 (Non-professional Employment):
- Jenis: Visa untuk pekerja non-profesional (pabrik, pertanian, perikanan, konstruksi). Sebagian besar pekerja Indonesia datang dengan visa ini melalui jalur EPS. Jalur mandiri untuk E-9 sangat jarang dan sulit tanpa sponsor khusus.
Biaya yang Perlu Disiapkan (Estimasi untuk Jalur Mandiri):
Meskipun tidak ada biaya agen, Anda tetap perlu menyiapkan dana yang signifikan.
- Biaya Kursus Bahasa Korea (Jika Belum Mahir): Sangat bervariasi, tergantung intensitas dan durasi. Bisa puluhan juta rupiah.
- Biaya Ujian TOPIK: Sekitar KRW 55.000 - KR65.000 (sekitar Rp 660.000 - Rp 780.000) per tes.
- Biaya Pengurusan Dokumen (Paspor, SKCK, Akta Lahir, Ijazah Legalisir/Terjemah Bahasa Korea): Sekitar Rp 1.000.000 - Rp 3.000.000.
- Biaya Tes Kesehatan: Sekitar Rp 500.000 - Rp 1.500.000.
- Tiket Pesawat ke Korea: Sekitar Rp 5.000.000 - Rp 9.000.000.
- Biaya Hidup Awal di Korea: Ini yang paling besar. Minimal KRW 1.500.000 - KRW 3.000.000 (sekitar Rp 18.000.000 - Rp 36.000.000) untuk akomodasi (deposit, sewa bulan pertama), makan, dan transportasi di bulan pertama sebelum Anda menerima gaji. Jika Anda belum memiliki pekerjaan saat tiba (misalnya dengan visa D-10), dana harus lebih besar.
Total biaya bisa berkisar antara Rp 30.000.000 - Rp 60.000.000 atau lebih, tergantung seberapa siap Anda secara finansial dan bahasa.
Portal Lowongan Kerja untuk Orang Asing di Korea Selatan:
- Job Korea (jobkorea.co.kr): Salah satu portal terbesar di Korea, namun sebagian besar dalam bahasa Korea.
- Saramin (saramin.co.kr): Portal populer lainnya.
- Incruit (incruit.com): Portal lowongan kerja.
- LinkedIn: Banyak perusahaan multinasional dan perusahaan Korea yang mencari profesional asing menggunakan LinkedIn.
- Glassdoor Korea: Menyediakan ulasan perusahaan dan lowongan.
- Indeed Korea (kr.indeed.com): Versi Korea dari Indeed.
- Situs Web Perusahaan Langsung: Jika Anda menargetkan perusahaan tertentu (misalnya Samsung, Hyundai, LG), periksa langsung halaman karier mereka.
- Komunitas Online/Grup Facebook: Banyak grup untuk ekspat di Korea yang berbagi informasi lowongan.
Sebagai seseorang yang pernah menjelajahi jalur mandiri, saya bisa katakan bahwa jalur ini menuntut ketekunan luar biasa, kemampuan riset yang kuat, dan kemahiran bahasa Korea yang tinggi.
Namun, jika berhasil, pengalaman yang didapatkan akan sangat berharga.
---Keuntungan untuk Orang Indonesia Kerja di Korea Selatan (Banyak Orang Indonesia Bekerja dan Menempuh Studi, Nilai Tukar Lebih Tinggi)
Bekerja di Korea Selatan menawarkan sejumlah keuntungan yang signifikan bagi orang Indonesia, baik dari aspek ekonomi maupun sosial.
Faktor-faktor ini menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu destinasi favorit bagi pekerja migran dari Tanah Air.
1. Banyak Orang Indonesia Bekerja dan Menempuh Studi di Korea Selatan
- Jaringan Komunitas yang Kuat: Semakin banyak warga negara Indonesia yang berada di Korea Selatan, baik sebagai pekerja maupun pelajar. Ini menciptakan komunitas Indonesia yang besar, solid, dan aktif di berbagai kota, terutama di daerah industri atau kampus.
- Dukungan dan Adaptasi: Adanya komunitas ini sangat membantu proses adaptasi. Anda akan lebih mudah menemukan teman sebangsa untuk berbagi informasi, mengatasi kerinduan, dan mendapatkan dukungan moral. Mereka bisa menjadi sumber informasi tentang kehidupan sehari-hari, budaya, atau bahkan masalah pekerjaan.
- Kegiatan Sosial dan Budaya: Komunitas Indonesia sering mengadakan berbagai kegiatan sosial, keagamaan (misalnya shalat Id), dan perayaan budaya (misalnya 17 Agustus, Hari Raya) yang dapat mengurangi homesickness dan menjaga ikatan dengan tanah air.
- Akses ke Makanan Indonesia: Di beberapa area dengan komunitas Indonesia yang besar, Anda bahkan bisa menemukan toko-toko yang menjual bahan makanan atau rempah-rempah Indonesia, meskipun harganya mungkin lebih mahal.
- Dukungan KBRI/KJRI: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Busan aktif memberikan pelayanan dan perlindungan bagi WNI di Korea Selatan.
2. Nilai Tukar (Kurs) Lebih Tinggi
Ini adalah salah satu daya tarik ekonomi terbesar. Gaji di Korea Selatan, meskipun nominalnya dalam Won Korea, akan sangat tinggi jika dikonversi ke Rupiah Indonesia.
- Potensi Tabungan yang Signifikan: Upah minimum di Korea Selatan sudah cukup tinggi, dan dengan jam lembur yang umum, pendapatan bulanan pekerja pabrik bisa mencapai KRW 2.500.000 - KRW 3.500.000+. Jika dikonversi ke Rupiah, jumlah ini bisa mencapai Rp 30 juta - Rp 42 juta atau lebih per bulan.
- Daya Beli di Indonesia: Dengan pendapatan yang tinggi ini, pekerja Indonesia memiliki potensi untuk menabung secara substansial, mengirimkan remitansi ke keluarga, atau berinvestasi di Indonesia. Uang yang ditabung di Korea akan memiliki daya beli yang jauh lebih besar di Indonesia.
- Peningkatan Taraf Hidup Keluarga: Banyak pekerja migran menggunakan penghasilan mereka dari Korea untuk membangun rumah, mendanai pendidikan keluarga, atau memulai usaha di tanah air.
3. Lingkungan Kerja yang Disiplin dan Profesional
Meskipun menantang, lingkungan kerja Korea yang disiplin, fokus pada efisiensi, dan kualitas tinggi dapat menjadi keuntungan besar bagi pengembangan profesional Anda.
- Peningkatan Keterampilan: Anda akan belajar standar kerja internasional, teknologi terbaru (terutama di pabrik elektronik dan otomotif), dan etos kerja yang ketat. Ini akan meningkatkan keterampilan teknis dan non-teknis Anda.
- Pengalaman Internasional: Pengalaman bekerja di Korea Selatan akan menjadi nilai plus yang sangat berharga di CV Anda, membuka lebih banyak peluang karier di masa depan, baik di Indonesia maupun di negara lain.
- Jaringan Profesional: Anda akan memiliki kesempatan untuk membangun jaringan dengan rekan kerja dari berbagai negara.
4. Keamanan dan Kualitas Hidup
- Korea Selatan dikenal sebagai salah satu negara teraman di dunia dengan tingkat kejahatan yang rendah.
- Sistem transportasi umum sangat efisien dan modern.
- Akses ke layanan kesehatan berkualitas tinggi (melalui asuransi nasional).
Sebagai seseorang yang pernah mencoba melamar kerja ke Korea Selatan, saya melihat bahwa kombinasi keuntungan ekonomi dan pengalaman hidup yang ditawarkan benar-benar membuat perjalanan ini sepadan bagi banyak individu yang mencari peluang di luar negeri.
---Tantangan untuk Orang Indonesia Kerja di Korea Selatan (Orang Korea Disiplin dan Galak, Sedikitnya Makanan Halal, Cuaca yang Labil untuk Sebagian Wilayah)
Meskipun bekerja di Korea Selatan menawarkan banyak keuntungan, penting untuk tidak mengabaikan tantangan-tantangan yang mungkin dihadapi oleh orang Indonesia.
Memahami dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan ini adalah kunci untuk adaptasi yang sukses dan pengalaman yang positif.
Pengalaman saya selama mencoba melamar dan berinteraksi dengan WNI di Korea telah memberikan gambaran jelas tentang beberapa hambatan ini.
1. Orang Korea Disiplin dan Terkadang Dipersepsikan "Galak"
Budaya kerja di Korea Selatan sangat menjunjung tinggi disiplin, hierarki, dan efisiensi. Bagi sebagian orang Indonesia, ini bisa menjadi tantangan adaptasi.
- Disiplin Tinggi: Pekerjaan harus dilakukan dengan sangat tepat waktu, sesuai prosedur, dan dengan standar kualitas tinggi. Toleransi terhadap kesalahan atau keterlambatan sangat rendah.
- Hierarki yang Kuat: Ada hierarki yang jelas antara senior dan junior, atau antara atasan dan bawahan. Ketaatan pada instruksi atasan sangat penting.
- Gaya Komunikasi Langsung dan Tegas: Orang Korea cenderung berkomunikasi secara langsung dan to-the-point, terutama di lingkungan kerja. Ini mungkin dipersepsikan sebagai "galak" atau kurang ramah oleh sebagian orang Indonesia yang terbiasa dengan gaya komunikasi yang lebih halus atau tidak langsung. Mereka fokus pada hasil dan efisiensi.
- Tekanan Kerja Tinggi: Lingkungan kerja di pabrik seringkali sangat cepat, menuntut konsentrasi tinggi, dan ada tekanan untuk mencapai target produksi.
- Budaya Lembur: Lembur adalah hal yang sangat umum di Korea Selatan. Meskipun dibayar, ini bisa sangat melelahkan.
Solusi:
- Adaptasi Budaya Kerja: Pahami bahwa ketegasan adalah bagian dari budaya kerja untuk efisiensi, bukan personal. Ikuti instruksi, tunjukkan disiplin, dan proaktif.
- Belajar Bahasa Korea: Kemampuan bahasa yang baik akan mengurangi kesalahpahaman dan membantu Anda beradaptasi dengan gaya komunikasi.
- Membangun Relasi: Coba bangun hubungan baik dengan rekan kerja dan atasan. Terkadang, "galak" di tempat kerja tidak berarti mereka tidak peduli.
2. Sedikitnya Makanan Halal
Makanan halal yang tersedia di Korea Selatan adalah tantangan signifikan bagi pekerja Muslim dari Indonesia.
- Ketersediaan Terbatas: Mirip dengan Jepang, jumlah restoran atau toko yang menyediakan makanan halal secara eksplisit di Korea Selatan masih sangat terbatas, terutama di luar area komunitas Muslim di kota-kota besar seperti Itaewon di Seoul.
- Kesulitan Membedakan Bahan Baku: Banyak produk makanan olahan di supermarket Korea mengandung bahan non-halal (misalnya, gelatin babi, alkohol, atau lemak hewani) tanpa label yang mudah dipahami. Daging babi dan produknya banyak digunakan dalam masakan Korea.
Solusi:
- Memasak Sendiri: Cara paling efektif. Anda perlu belajar nama-nama bahan makanan dalam bahasa Korea dan membedakan bahan halal/non-halal.
- Mencari Toko Asia/Internasional Di kota-kota besar, ada toko yang menjual bahan makanan dari negara-negara Asia atau Muslim.
- Aplikasi Halal: Unduh aplikasi yang membantu mengidentifikasi makanan atau restoran halal.
- Komunikasi dengan Komunitas: Bergabung dengan komunitas Muslim Indonesia di Korea untuk berbagi informasi tentang makanan halal.
3. Cuaca yang Labil untuk Sebagian Wilayah
Korea Selatan memiliki empat musim yang jelas, dan fluktuasi cuaca bisa menjadi tantangan bagi sebagian orang Indonesia yang terbiasa dengan iklim tropis.
- Musim Dingin (Desember-Februari): Sangat dingin, dengan suhu di bawah nol dan salju lebat di banyak wilayah. Ini membutuhkan pakaian musim dingin yang sangat memadai (jaket tebal, syal, sarung tangan, topi) dan adaptasi terhadap dingin ekstrem.
- Musim Panas (Juni-Agustus): Panas dan lembap, mirip dengan Indonesia tetapi mungkin dengan tingkat kelembapan yang lebih tinggi.
- Musim Semi dan Gugur: Cuaca yang lebih nyaman, tetapi bisa ada perubahan suhu yang drastis.
- Bencana Alam: Korea juga bisa mengalami topan atau gempa bumi, meskipun tidak sesering Jepang.
Solusi:
- Persiapan Pakaian: Investasi pada pakaian yang sesuai untuk setiap musim adalah mutlak.
- Memantau Prakiraan Cuaca: Selalu periksa prakiraan cuaca harian.
- Edukasi Bencana: Pahami prosedur darurat lokal.
Sebagai seseorang yang pernah mencoba beradaptasi dengan lingkungan baru, saya bisa katakan bahwa tantangan-tantangan ini memang ada, tetapi dapat diatasi dengan persiapan matang, mental yang kuat, dan kemauan untuk belajar serta beradaptasi.
---Kesimpulan
Bekerja di Korea Selatan menawarkan peluang karier yang sangat menarik dan transformatif bagi orang Indonesia.
Negara ini, dengan kemajuan pesat di industri teknologi (elektronik dan otomotif), menghadapi kebutuhan besar akan tenaga kerja asing di berbagai sektor, terutama karena tantangan demografi (penurunan dan penuaan populasi) dan keengganan anak muda lokal pada pekerjaan manual (blue collar).
Sektor pekerjaan yang paling banyak membutuhkan pekerja asing di Korea Selatan adalah manufaktur (pabrik elektronik, otomotif, baja), pertanian, perikanan, konstruksi, dan beberapa posisi dasar di sektor jasa.
Rata-rata gaji di Korea Selatan untuk pekerja pabrik di bawah program seperti EPS cukup tinggi, dengan gaji pokok sekitar KRW 2.000.000 - KRW 2.500.000 per bulan, yang bisa meningkat hingga KRW 2.500.000 - KRW 3.500.000+ dengan lembur. Angka ini, jika dikonversi ke Rupiah, menawarkan potensi tabungan yang signifikan.
Prospek kerja di Korea untuk lulusan SMK, STM, dan sekolah kejuruan sangat cerah, terutama bagi mereka yang berasal dari jurusan Teknik Mesin, Elektronika Industri, Otomotif, atau Pengelasan.
Keterampilan praktis mereka sangat dihargai di lini produksi manufaktur Korea. Lulusan ini dapat mengakses peluang melalui program resmi seperti EPS.
Ada dua jalur utama untuk bekerja di Korea Selatan:
- Jalur Agen/LPK: Ini adalah jalur paling umum, terstruktur, dan didukung oleh BP2MI. LPK membantu dalam pelatihan bahasa Korea, persiapan ujian EPS-TOPIK, dan penempatan kerja. Biaya awal bisa berkisar Rp 25 juta - Rp 50 juta atau lebih, dengan proses sekitar 6 bulan hingga 1,5 tahun. Pemilihan LPK yang legal, transparan, dan bereputasi baik sangat krusial.
- Jalur Mandiri: Opsi ini cocok bagi mereka yang memiliki kualifikasi pendidikan tinggi (Sarjana) atau keterampilan spesifik (misalnya di bidang IT) dan kemampuan bahasa Korea yang mahir (minimal TOPIK 1 level 2, idealnya TOPIK 2 level 3 ke atas). Jenis visa seperti E-7 (Specific Professional Personnel) adalah yang relevan. Biaya lebih hemat karena tanpa biaya agen, namun menuntut kemandirian tinggi dalam riset dan pencarian lowongan melalui portal seperti Job Korea atau LinkedIn.
Keuntungan bagi orang Indonesia yang bekerja di Korea Selatan meliputi:
- Banyaknya komunitas Orang Indonesia yang bekerja dan belajar, menyediakan jaringan dukungan sosial yang kuat.
- Nilai tukar Won Korea yang lebih tinggi dibandingkan Rupiah, memungkinkan potensi tabungan dan remitansi yang signifikan ke tanah air.
- Lingkungan kerja yang disiplin dan profesional yang dapat meningkatkan keterampilan dan pengalaman internasional.
Namun, tantangan juga perlu diantisipasi:
- Budaya kerja dan komunikasi orang Korea yang sangat disiplin dan terkadang terkesan "galak" bagi sebagian orang Indonesia, yang membutuhkan adaptasi dan pemahaman budaya.
- Keterbatasan makanan halal di luar area komunitas Muslim, yang mungkin mengharuskan Anda lebih sering memasak sendiri.
- Cuaca yang labil dengan empat musim yang jelas dan ekstrem (musim dingin yang sangat dingin, musim panas yang lembap), yang memerlukan persiapan pakaian dan adaptasi fisik.
Sebagai seseorang yang pernah mencoba peruntungan melamar kerja di Korea Selatan, saya melihat bahwa dengan persiapan yang matang (terutama penguasaan bahasa Korea dan keterampilan relevan), disiplin tinggi, kemauan untuk beradaptasi, dan mental yang kuat, Korea Selatan menawarkan peluang luar biasa untuk pengembangan karier dan peningkatan taraf hidup
Tentang Penulis
Ardhy merupakan founder dari platform Cara Kerja Teknologi. Ardhy menempuh pendidikan S1 Teknik Industri di Universitas Sebelas Maret (UNS) Indonesia dan pendidikan S2 bidang Engineering Technology di SIIT, Thammasat University Thailand. Ardhy memiliki pengalaman kerja selama 4 tahun sebagai staf Insinyur di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) hingga bulan September tahun 2021. Kemudian pada tahun yang sama, Ardhy dipindah tugaskan ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) hingga sekarang.
Protofolio Penulis: Google Scholar | ORCID | SINTA | Scopus

Posting Komentar untuk "Cara Syarat Gaji dan Biaya Kerja di Korea Selatan"
Platform cara kerja memberikan kebebasan bagi pengunjung untuk memberikan saran, masukan, kritik atau komentar. Anda juga boleh memberikan link untuk backlink. :) Namun tolong pergunakan kata-kata yang baik dan sopan.