Standar Biosafety Level (BSL) atau Level Keselamatan Biologi

Standar Biosafety Level (BSL) atau Level Keselamatan Biologi


standar biosafety level bsl
Biosafety level (BSL)

Secara prinsip Biosafety Level atau BSL adalah tingkatan standar level keamanan sebuah laboratorium berdasarkan fitur rancangan, konstruksi, ketersediaan fasilitas atau peralatan pendukung serta prosedur yang diterapkan agar terhindar dari berbagai resiko yang ditimbulkan dari organisme.

Jumlah tingkatan atau level keselamatan biologi atau biosafety level berjumlah 4, setiap tingkatannya menyesuaikan  kategori resiko dari mikroorganisme. Artikel ini merupakan terjemahan dari standar dan pedoman WHO terkait petunjuk manual biosafety level atau level keselamatan biologi.

Daftar Isi

Jenis Kelompok Resiko Organisme

Klasifikasi kelompok resiko suatu organisasi penting untuk mengetahui seberapa tinggi resiko organisme. Jenis resiko terdiri dari patogenisitas, jenis transmisi, ketersediaan fasilitas pencegahan serta pengobatan.

1.Patogenisitas sebuah organisme

Kelompok resiko patogenisitas sebuah organisme adalah seberapa kuat kemampuan bakteri patogen menimbulkan sebuah penyakit pada inang. Patogen yang dimaksud dapat berupa virus, jamur, parasit maupun bakteri. Patogen pada dunia kesehatan memiliki nama lain mikroorganisme parasit yang dapat menimbulkan penyakit. Kita sebagai manusia dapat meminimalisir dampak buruk dari patogenisitas dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta mencuci tangan.

2.Jenis transmisi / penularan dari inang

Sebuah miktoorganisme parasit dapat berpindah dari sel inang yang satu ke sel inang yang lain melalui proses transmisi atau penularan. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkatan imunitas, pergerakan dari sel inang, serta standar kebersihan lingkungan. Kita sebagai manusia dapat meminimalisir proses transmisi atau penularan dengan memakai masker serta menjaga kebersihan lingkungan.

3.Ketersediaan fasilitas pencegahan

Berbagai upaya pencegahan baik dari perilaku maupun ketersediaan fasilitas seperti sanitasi, higienitas air dan makanan, serta melakukan upaya pencegahan di reservoir (target sel inang). Melalui ketersediaan fasilitas pencegahan dapat diukur untuk pengkategorian tingkatan laboratorium biosafety level atau level keselamatan biologi.

4.Ketersediaan fasilitas pengobatan

Berbagai upaya pengobatan akibat paparan seperti adanya vaksinasi, antimikroba, antivirus perlu sebagai upaya untuk langkah darurat. Melalui ketersediaan fasilitas pengobatan dapat diukur untuk pengkategorian tingkatan laboratorium biosafety level atau level keselamatan biologi.


peneliti laboratorium bsl
Peneliti di laboratorium BSL
Sumber Balitbangkes Kemenkes

Klasifikasi Berdasarkan Kelompok Resiko

Sebelum melakukan klasifikasi berdasarkan kelompok resiko, tentunya perlu memahami pengukuran resiko terlebih dahulu terkait mkroorganisme. Selama belum dilakukan pengkategorian terhadap kelompok resiko, perlu menggunakan peralatan pelindung serta ketaatan terhadap SOP atau standar operating procedures.

1.Kelompok resiko pertama (Risk Group 1)
Mikroorganisme tidak dapat menyebabkan penyakit kepada manusia maupun hewan.
2.Kelompok resiko kedua (Risk Group 2)
Patogen yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia maupun hewan namun tidak menimbulkan ancaman yang serius bagi pekerja laboratorium, komunitas hingga lingkungan. Paparan pada laboratorium dapat memberikan infeksi, namun dengan penanganan dan pencegahan yang tersedia dapat meminimalisir resiko penularan.
3.Kelompok resiko ketiga (Risk Group 3)
Patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia maupun hewan secara serius namun secara umum tidak menularkan antar individu.
4.Kelompok resiko keempat (Risk Group 4)
Patogen yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia maupun hewan. Patogen tersebut juga dapat menular dan melakukan transmisi atau penularan antar individu baik secara langsung maupun tidak langsung. Penanganan maupun pencegahan secara efektif tidak selalu tersedia.

Standar Tingkatan Biosafety Level Keselamatan Biologi

Hingga saat ini terdapat 4 tingkatan level keselamatan biologi pada laboratorium biosafety level BSL. Setiap tingkatannya memiliki spesifikasi dan karakteristik menyesuaikan kelompok resiko.

1.Biosafety level (BSL-1) tingkat 1

Secara umum biosafety level tingkat 1 (BSL-1) adalah laboratorium yang memiliki standar proteksi personal, prosedur, area kerja laboratorium, manajemen keamanan, perlengkapan, fasilitas serta rancangan laboratorium yang berfungsi untuk menangani mikroorganisme yang tidak dapat menyebabkan penyakit kepada manusia maupun hewan.

Secara idealnya, pekerja laboratorium harus mentaati pengecekan kesehatan serta pencatatan kesehatan. Kemudian pekerja yang berada pada laboratorium biosafety level tingkat 1 (BSL-1) harus melalui prosedur good microbiological techniques (GMT). GMT merupakan standar dalam menjalankan prosedur dan operasi secara tertulis dalam melakukan penanganan teknis perihal keselamatan biologi.
laboratorium bsl tingkat 1
Laboratorium BSL tingkat 1
Sumber CUH2A, Princeton, NJ, USA

a.Kode praktek (code of practice) BSL tingkat 1

Ketika mengimplementasikan standar dan prosedur praktek terbaik pada implementasi laboratorium BSL tingkat 1, standar dan pedoman mengacu pada good microbiological techniques atau GMT. Pada pintu harus terdapat logo internasional biohazard, hewan maupun anak-anak tidak boleh memasuki area laboratorium BSL tingkat 1.

Pekerja atau operator harus mengenakan perlengkapan dan sarung tangan ketika melakukan kontak dengan darah, cairan maupun material yang terkontaminasi. Kemudian selama di dalam laboratorium BSL tingkat 1, dapat menggunakan kacamata pengaman atau faceshield sebagai proteksi mata. Pekerja atau operator laboratorium tidak diperbolehkan menggunakan pakaian pelindung di luar laboratorium.

b.Rancangan dan fasilitas laboratorium BSL tingkat 1

Selama merancang laboratorium harus memperhatikan aspek keamanan pada beberapa hal seperti formasi aerosol, kapasitas mikroorganisme dari laboratorium, peralatan yang dibutuhkan, aliran (ketika menggunakan reagen dan sampel khusus).

c.Perlengkapan laboratorium BSL tingkat 1

Rancangan perlengkapan pada laboratorium biosafety level 1 (BSL-1) harus mampu meminimalisir dan mencegah kontak antara pekerja atau operator di dalam laboratorium dengan bahan material yang mudah terinfeksi. Bahan material perlengkapan harus mampu mencegah aliran cairan serta menghindarkan dari korosi. Selain itu perlu meminimalisir sudut peralatan agar tidak tajam. Kemudian utamakan peralatan dan perlengkapan yang mudah dioperasikan, mudah diperbaiki, mudah dibersihkan, adanya seritifkasi pengujian serta barang pecah belah harus dihindari.

2.Biosafety level (BSL-2) tingkat 2

Secara umum biosafety level tingkat 2 (BSL-2) adalah laboratorium yang memiliki standar proteksi personal, prosedur, area kerja laboratorium, manajemen keamanan, perlengkapan, fasilitas serta rancangan laboratorium yang berfungsi untuk  menangani patogen yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia maupun hewan namun tidak menimbulkan ancaman yang serius. Meskipun tidak memberikan paparan secara serius, bekerja selama berada di laboratorium dapat memberikan infeksi sehingga perlu beberapa langkah pencegahan selama berada di laboratorium biosafety level tingkat 2 (BSL-2).

Kemudian pengecekan kesehatan sebelum bersinggungan di dalam area laboratorium wajib dilaksanakan, selain itu catatan kesehatan harus terdokumentasi secara rapi.
Pekerja wanita semestinya lebih waspada dengan mikroorganisme yang dapat menyebabkan kemandulan. Selain itu pekerja yang berada pada laboratorium biosafety level tingkat 2 (BSL-2) harus melalui prosedur good microbiological techniques (GMT). GMT merupakan standar dalam menjalankan prosedur dan operasi secara tertulis dalam melakukan penanganan teknis perihal keselamatan biologi.
laboratorium bsl tingkat 2
Laboratorium BSL tingkat 2
Sumber CUH2A, Princeton, NJ, USA

Laboratorium kesehatan maupun diagnosis penyakit yang terdapat pada rumah sakit maupun laboratorium klinis harapannya memiliki standar biosafety level tingkat 2 (BSL-2) atau lebih tinggi. Hampir sama dengan level 1, rancangan perlengkapan pada laboratorium biosafety level 2 (BSL-2) harus mampu meminimalisir dan mencegah kontak antara pekerja atau operator di dalam laboratorium dengan bahan material yang mudah terinfeksi.

Kemudian pada laboratorium biosafety level 2, bahan material perlengkapan harus mampu mencegah aliran cairan serta menghindarkan dari korosi. Selain itu perlu meminimalisir sudut peralatan agar tidak tajam. Kemudian utamakan instalsai peralatan dan perlengkapan yang mudah dioperasikan, mudah diperbaiki, mudah dibersihkan, adanya seritifkasi pengujian serta barang pecah belah harus dihindari.

3.Biosafety level (BSL-3) tingkat 3

Secara umum biosafety level tingkat 3 (BSL-3) adalah laboratorium yang memiliki standar proteksi personal, prosedur, area kerja laboratorium, manajemen keamanan, perlengkapan, fasilitas serta rancangan laboratorium yang berfungsi untuk  menangani patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia maupun hewan secara serius namun secara umum tidak menularkan antar individu.
laboratorium bsl tingkat 3
Laboratorium BSL tingkat 3
Sumber CUH2A, Princeton, NJ, USA

Pada laboratorium BSL tingkat 3 harus melalui standar pada BSL tingkat 1 dan BSL tingkat 2 dengan beberapa peningkatan seperti pada kode praktik (code of practice), rancangan dan fasilitas laboratorium serta pengawasan kesehatan tempat kerja (health and medical surveillance).

a.Kode praktek (code of practice)  BSL tingkat 3

Pada laboratorium BSL tingkat 3, simbol internasional biohazard harus berada pada pintu beserta nama supervisor laboratorium yang bertanggung-jawab. Personil atau operator yang memakai baju pelindung harus memiliki spesifikasi pelindung yang padat pada bagian depan, kepala serta sepatu. Selama melakukan pekerjaan pada material yang menginfeksi harus melalui lemari keselamatan biologi (biological safety cabinet).

b.Rancangan dan fasilitas laboratorium BSL tingkat 3

Pada laboratorium BSL tingkat 3, laboratorium harus berada pada tempat yang bebas dari halangan lalu lintas keluar masuk kedalam laboratorium. Ruangan laboratorium harus memiliki lapisan agar mudah utnuk terdekontaminasi. Jendela harus tertutup, memiliki segel serta susah untuk dipecahkan. Namun laboratorium harus memiliki akses ke pintu darurat. Kemudian sirkulasi udara pada laboratorium BSL tingkat 3 harus terpisah dengan ruangan gedung dan memiliki filter HEPA. Prosedur operasional serta rancangan fasilitas pada laboratorium BSL tingkat 3 harus terdokumentasikan dengan baik.

4.Biosafety level (BSL-4) tingkat 4

Secara umum biosafety level tingkat 4 (BSL-4) adalah laboratorium yang memiliki standar proteksi personal, prosedur, area kerja laboratorium, manajemen keamanan, perlengkapan, fasilitas serta rancangan laboratorium yang berfungsi untuk  menangani patogen yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia maupun hewan. Patogen tersebut juga dapat menular dan melakukan transmisi atau penularan antar individu baik secara langsung maupun tidak langsung. Penanganan maupun pencegahan secara efektif tidak selalu tersedia.
laboratorium bsl tingkat 4
Laboratorium BSL tingkat 4
Sumber Dr Ravi Kant, MVSc, PhD

a.Kode praktek (code of practice)  BSL titngkat 4

Standar dan prosedur di dalam laboratorium BSL tingkat 4 tidak memperbolehkan pekerja atau operator  bekerja sendirian. Setelah keluar dari laboratorium, pekerja atau operator harus mengganti baju dan sepatu. Kemudian operator juga mesti terlatih dalam menjalani prosedur darurat ketika pekerja atau operator tersebut mengalami luka atau sakit. Sebuah metode komunikasi secara rutin dan darurat harus dirancang secara khusus antara pekerja atau operator di dalam laboratorium dengan petugas di luar laboratorium.

b.Rancangan dan fasilitas laboratorium BSL tingkat 4

Pada laboratorium BSL tingkat 4 harus melalui standar minimal pada laboratorium BSL tingkat 3. Perbedaannya yakni adanya dua lapisan pintu pada laboratorium BSL tingkat 4 serta adanya ruangan sterilisasi atau fumigasi. Selain itu ruangan yang menjadi laboratorium BSL tingkat 4 harus terpisah dari gedung pertama dan memiliki instalasi pintu kedap udara.

Selama memasuki ruang laboratorium BSL tingkat 4, pekerja atau operator harus ganti pakaian. Kemudian setelah keluar dari laboratorium BSL tingkat 4, pekerja atau operator mandi sebelum berganti pakaian biasa. Selain itu untuk pasokan udara dan ventilasi harus terdapat saringan HEPA.

Standar Biosafety Level (BSL) untuk Laboratorium Bergerak

Selama ini peraturan dan standar biosafety level BSL masih diperuntukkan bagi laboratorium. Padahal selama pandemi Covid-19, masyarakat dan lembaga litbang berinovasi dengan merancang laboratorium bergerak atau laboratorium biosafety level BSL secara mobile. Sehingga perlu sebuah regulasi yang mengatur terkait standar biosafety level BSL untuk laboratorium bergerak atau mobile.




Pada tanggal 19 Oktober 2020, otoritas pemerintah bidang kesehatan melalui Kepala Baitbang Kes Kementerian Kesehatan menetapkan standar Laboratorium Bergerak (Mobile Laboratorium) Biosafety Tingkat 2 untuk pemeriksaan Coronavirus Disease (COVID-19).

a.Persyaratan unit laboratorium bergerak (mobile laboratorium)

Laboratorium bergerak atau mobile laboratorium biosafety level tingkat 2 adalah laboratorium yang dapat bergerak atau dipindah tempatkan untuk pemeriksaan spesimen (diagnostik) yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan sesuai penilaian resiko dan persyaratan yang berlaku.

Terdapat beberapa persyaratan atau standar yang harus dilengkapi seperti persyaratan umum dan desain, persyaratan engineering, persyaratan peralatan keselamatan dan pendukung, persyaratan peralatan tanggap darurat, persyaratan khusus serta administratif.

b.Persyaratan pengoperasian laboratorium bergerak (mobile laboratorium)

Persyaratan pengoperasian laboratorium bergerak (mobile laboratorium) BSL dilakukan setelah laboratorium bergerak (mobile laboratorium) BSL memenuhi semua persyaratan unit ditambah dengan pemenuhan persyaratan SDM, persyaratan praktik biosafety dan biosecurity serta persyaratan good laboratory practice.

Kesimpulan

Agar pekerja atau operator laboratorium terhindar dari berbagai resiko yang ditimbulkan dari organisme, perlu dirancang sebuah laboratorium yang memiliki fitur rancangan, konstruksi, ketersediaan fasilitas atau peralatan pendukung serta prosedur sesuai standar. Agar standar dan keamanan dalam suatu laboratorium lebih efektif (jika mempertimbangkan biaya investasi) maka standar keamanan dalam suatu laboratorium dikategorikan berdasarkan tingkat resiko.

Saat ini terdapat empat tingkat resiko (risk group) serta empat tingkat level keselamatan biologi atau biosafety level. Kemudian perlu dicermati bahwa kesimpulannya tingkatan dari level keselamatan laboratorium juga menyesuaikan level resiko. Semakin tinggi tingkatan keamanan, standar dan syarat yang harus dicapai oleh sebuah laboratorium juga semakin kompleks.

Standar biosafety level di Indonesia sejak bulan Oktober 2020 sudah mengatur adanya laboratorium bergerak atau mobile laboratory untuk tingkat 2. Harapannya melalui regulasi ini dapat memberikan kemudahan dalam kemerataan fasilitas kesehatan.

Komentar